Sabtu, 15 Mei 2010

Hanyut dibawa Sampah Tambang


Adi, warga Serise, pemilik kebun sayur dan tanaman jati yang tertimbun sampah mangan

Ini kisahku. Aku menyebut kisah ini sebuah tragedi, tragedi yang diciptakan oleh tambang mangan. Cerita ini terjadi di Serise, tapi persisnya di area lokasi tambang PT Arumbai Mangabekti, di Kec. Lambaleda, Kab. Manggarai. Pagi itu (14/5) aku pergi melihat kebun sekaligus ingin memetik sayur untuk makan siang. Dengan semangat lelaki desa aku berjalan agak cepat, mendaki bukit menyusuri jalan-jalan yang dibangun oleh para penambang. Jalan ini bagus, dan jalan ini telah memudahkan aku dan warga kampung pergi ke kebun-kebun kami. Hatiku gembira sekali. Karena apa yang sudah kutatam selama ini membawa hasil. Beberapa hari sebelumnya aku sudah menengok tanaman sayurku dan menemukan bahwa tanaman sayur itu bertumbuh subur dan siap dipanen. Dan pagi ini aku ingin memetiknya untuk makan siang.

Namun...aku kaget. Terhenyak tak percaya. hamparan sayur yang siap dipetik tertimbun sampah mangan. Hatiku ikut hancur, usahaku terasa menjadi sia-sia. Semuanya hancur berantakan. Tidak hanya hancur, sayur-sayur itu tidak kelihatan hijaunya, semuanya tertimbun sampah mangan. Tidak hanya sayur, ratusan pohon jati ikut tertimbun sampah mangan. Memang, kebun saya persis berada dibawah lokasi tambang mangan, tempat mereka membuang sampah. Dan bagiku, para perusahaan tambang tak punya hati, karena seenaknya saja membuang sampah mangan tanpa menghiraukan kebun-kebun kami masyarakat Serise.

Memang, sehari sebelumnya hujan mengguyur daerah Reok dan sekitarnya, termasuk daerah Serise. Dan hujan itu membuat longsor dan serentak membawa sampah-sampah mangan dari PT Arumbai Mangabekti turun ke perkampungan orang Serise. Ada beberapa titik dari pusat penggalian yang menjadi titik longsor. Dan hari itu kami semua was-was dan takut air hitam itu menggenangi kampung Serise.

Aku sendiri sudah mengadukan masalah tertimbunnya sayurku ke Perusahaan PT Arumbai, tapi aku belum mendapatkan jawaban pasti apakah perusahaan tambang mau mengganti rugi atau tidak. Aku berharap pemilik perusahaan tambang punya hati. Tidak hanya hati untuk membayar ganti rugi dari semua yang sudah kutatam, tapi hati untuk membuat kebun-kebun kami bisa ditanam lagi.*** (Valens Dulmin)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar